Always Be Positive
Total Tayangan Halaman
Sabtu, 12 Oktober 2019
Kamis, 08 Oktober 2015
Makalah Metode Penyusutan Investasi Proyek
MAKALAH
STUDY KELAYAKAN BISNIS
“Metode Penyusutan Investasi Proyek”
OLEH KELOMPOK V (LIMA) :
-
H A R T I W I
-
MALVINA BUDIMAN
-
SERLY
-
ASRI WULAN
-
SAMSIAH
-
MUH. RAFIT
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ANDI DJEMMA
PALOPO
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat membuat dan menyelesaikan tugas Study Kelayakan Bisnis dalam waktu yang tepat dan dalam keadaan yang baik.
Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Study Kelayakan Bisnis, semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta dapat menjadikan
sebuah insprirasi bagi kita semua.
Penyusun sangat menerima kritikan dan
saran yang dapat memberi kami pelajaran
untuk kedepan-nya menjadi lebih baik dalam pembuatan Tugas yang lainnya.
Palopo, Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang.................................................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
3.
Manfaat Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
1.
Metode Rata-Rata.............................................................................................................. 3
2.
Metode Bungan Majemuk (Compound
Interest Method)................................ 7
3.
Metode Penurunan........................................................................................................... 11
4.
Metode Penyusutan gabungan.................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan.......................................................................................................................... 18
2.
Saran ...................................................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Untuk
menjaga kontinuitas kegiatan usaha dari proyek yang direncanakan perlu dihitung
besarnya biaya penyusutan pada setiap tahun. Sebuah perusahaan yang sehat pada
umumnya mempunyai cadangan penyusutan/ depresiasi untuk menjaga kontinuitas
dari kegiatan usaha di samping menjaga kualitas produk dan memudahkan dalam
mengikuti perubahan asset dengan adanya perubahan teknologi.
Tidak
jarang terjadi pada akhir-akhir ini, dengan pesatnya perubahan teknologi,
penggunaan asset lama kendatipun secara teknis masih relative baik tetapi
secara ekonomis sudah dianggap tidak layak lagi karena para pesaing telah
menggunakan asset baru dengan teknologi yang lebih baru, yang dapat memproduksi
dengan harga pokok produksi lebih rendah dengan kualitas produksi yang lebih
tinggi.
Dana
penyusutan adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen melalui perhitungan
harga pokok produksi. Dengan demikian, layaknya dari sebuah studi kelayakan
bisnis, sebenarnya telah diperhitungkan dana penyusutan sebagai dana pengganti
dari asset yang tidak ekonomis lagi. Dipihak lain, biaya penyusutan juga
dianggap sebagai laba dalam perhitungan rugi laba, karena dana yang disisihkan
sebenarnya merupakan penerimaan perusahaan yang dapat digunakan pada berbagai
kepentingan.
Kecenderungan
untuk mempertahankan asset lama dalam kegiatan produksi, ada kalanya kurang
menguntungkan karena biaya perawatan dan pemeliharaan bertambah besar,
disamping kualitas produk dan kontinuitas usaha yang kurang terjamin.
Jenis
investasi yang perlu disusut terdiri dari mesin, bangunan/gedung dan peralatan
lainnya yang memerlukan penggantian pada suatu masa sebagai akibat dari
pemakaian. Besar kecilnya biaya penyusutan yang dilakukan pada setiap asset
tergantung pada harga asset, umur ekonomis, serta metode yang digunakan dalam
penyusutan. Metode penyusutan pada umumnya dapat dikelompokkan atas 4 bagian,
yaitu :
1.
Metode
rata-rata
2.
Metode bunga
majemuk
3.
Metode
penurunan
4.
Metode penyusutan
gabungan
Pemilihan dari salah satu metode di atasm
sangat tergantung pada penyusutan studi kelayakan bisnis dan jenis asset,
disamping keinginan dari pimpinan proyek. Namun demikian, berdasarkan kebiasaan
dari proyek yang dikembangkan, apabila kegiatan usaha/proyek dalam skala yang
relative kecil dengan umur ekonomis yang relative singkat kecenderungan
menggunakan metode rata-rata lebih realistis disbanding dengan menggunakan
metode bunga majemuk. Demikian pula halnya dengan proyek-proyek yang berskala
besar seperti pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik besi, dan proyek yang berskala
besar lainnya, menggunakan metode bunga majemuk lebih baik daripada menggunakan
metode lainnya.
2. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan makalah ini adalah untuk mengetahui Metode Penyusutan Investasi
Proyek dengan menggunakan metode :
1.
Metode
rata-rata
2.
Metode bunga
majemuk (compound Interest Method)
3.
Metode
Penurunan
4.
Metode
Penyusutan Gabungan
3. Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
1.
Bagi penyusunmaupun dan pembaca dapat menambah wawasan dan pemahaman
mengenai Metode Penyusutan Investasi Proyek
2.
Sebagai salah satu bahan belajar dalam pembelajaran Study Kelayakan
Bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode
Penyusutan
1.1.
Metode rata-rata
Metode rata-rata adalah salah satu cara yang
dilakukan dalam penyusutan asset dengan cara rata-rata. Metode ini
dikelompokkan atas 3 bagian, yaitu metode garis lurus, metode jam kerja mesin,
dan metode yang didasarkan pada jumlah produksi.
Contoh 1 :
Pimpinan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengangkutan membeli sebuah bus dengan harga Rp.80.000.000,-. Berdasarkan pada pengalam sebagai pimpinan
perusahaan, bus ini dapat beroperasi secara ekonomis selama 5 tahun dan pada
akhir tahun kelima, masih dapat dijual dengan harga Rap. 25.000.000,- (scrap
value). Berapakah jumlah penyusutan yang harus dilakukan pada setiap akhir
tahun selama 5 tahun dan susunlah jadwal penyusutannya ?
1.1.1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Jumlah
penyusutan tahunan
P = B-S/n
dimana : P = Jumlah penyusutan per tahun
B
= Harga beli asset (original cost)
S = Nilai sisa (scrap value)
n = Umur ekonomis asset
Penyusutan
per tahun sebesar Rap.11.000.000,- dan jumlah dana pada akhir tahun kelima
sebesar Rap.80.000.000,-,
termasuk nilai sisa asset (scrap value)
sebesar Rap.25.000.000,-.
Berdasarkan
pada cadangan danna ini, pimpinan perusahaan pada akhir tahun kelima telah
dapat mengganti bus lama dengan bus baru dengan menggunakan dana penyusutan/
depresiasi sebagai dana pengganti.
Seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, dana depresiasi merupakan biaya yang dibebankan kepada konsumen
melalui harga pokok produksi. Demikian pula dalam usaha pengangkutan, dana
depresiasi dibebankan melalui harga tiket yang dijual pada konsumen. Jumlah
dana depresiasi dalam satu tahun sebesar Rap.11.000.000,- atau setiap bulan
Rap.916.667,- dan bila dihitung perhari adalah sebesar Rap.30.556,-.
Apabila bus ini dalam satu hari
dapat mengangkat rata-rata sebanyak 80 orang maka beban biaya depresiasi pada
setiap tiket yang dijual diperhitungkan sebesar Rap.382,- .
1.1.2. Metode Jam Kerja (Service Hours Method)
Depresiasi yang dihitung
berdasarkan jumlah jam kerja mesin didasarkan pada jumlah jam kerja yang
digunakan dalam tahun bersangkutan.
Tabel I
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode Garis Lurus
Akhir Tahun (Rp)
|
Penyusutan Tahunan (Rp)
|
Jumlah Penyusutan (Rp)
|
Nilai Buku (Rp)
|
0
1
2
3
4
5
|
-
11.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
|
-
11.000.000,-
22.000.000,-
33.000.000,-
44.000.000,-
55.000.000,-
|
80.000.000,-
69.000.000,-
58.000.000,-
47.000.000,-
36.000.000,-
25.000.000,-
|
Contoh 2 :
Harga beli sebuah mesin Rap.20.000.000,- dan
diperkirakan scrap value (nilai sisa)
sebesar Rap.2.000.000,-. Mesin ini secara teknis dapat bekerja secara efektif
selama 18.000 jam dengan usia ekonomis
selama 5 tahun. Hitunglah jumlah penyusutan tahunan berdasarkan pada jam kerja
mesin dan susun pula jadwal penyusutan.
Jumlah penyusutan perjam (J) =
Dimana :
J = Jumlah jam kerja ekonomis.
Jumlah
penyusutan tahunan (P) tergantung pada jumlah jam kerja mesin yang digunakan
pada setiap tahun. Besar kecilnya jumlah jam kerja dalam satu tahun tergantung
pada rencana produksi yang direncanakan pada setiap tahun. Di dalam membuat
rencana produksi tahunan ada kecenderungan terhadap produk yang dihasilkan,
apabila produk yang dihasilkan belum dikenal konsumen, rencana produksi pada
tahun pertama relative lebih kecil dari tahun berikutnya. Demikian pula
sebaliknya, apabila produk yang dihasilkan telah dikenal oleh konsumen dan
mempunyai pasaran yang luas, bias jadi rencana produksi pada tahun pertama
lebih besar dari tahun-tahun berikutnya karena mesin masih dalam keadaan baru
disamping tingkat kerusakan masih relative kecil. Berikut merupakan contoh
perencanaan produk terhadap produk yang belum dikenal :
Rencana Produksi :
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
|
10%
15%
20%
25%
30%
|
=
=
=
=
=
|
1.800 Jam
2.700 Jam
3.600 Jam
4.500 Jam
5.400 Jam
|
Penyusutan
per tahun :
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
|
=
=
=
=
=
|
1.800
2.700
3.600
4.500
5.400
|
x
x
x
x
x
|
Rp. 1.000
Rp. 1.000
Rp. 1.000
Rp. 1.000
Rp. 1.000
|
=
=
=
=
=
|
Rp
1.800.000
Rp
2.700.000
Rp
3.600.000
Rp
4.500.000
Rp
5.400.000
|
Tabel II
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Jam Kerja Mesin (dalam Rp)
Akhir Tahun (Rp)
|
Penyusutan Tahunan (Rp)
|
Jumlah Penyusutan (Rp)
|
Nilai Buku (Rp)
|
0
1
2
3
4
5
|
-
1.800.000,-
2.700.000,-
3.600.000,-
4.500.000,-
5.400.000,-
|
-
1.800.000,-
4.500.000,-
8.100.000,-
12.600.000,-
18.000.000,-
|
20.000.000,-
18.200.000,-
15.500.000,-
11.900.000,-
7.400.000,-
2.000.000,-
|
1.1.3. Metode jumlah produk (Product Units Method)
Penyusutan yang dihitung berdasarkan jumlah
produk yang dihasilkan sama dengan penyusutan dengan menggunakan jam kerja
mesin. Besar kecilnya jumlah penyusutan pada setiap tahun tergantung pada
jumlah produk yang diproduksi pada setiap tahun. Jumlah produksi pada setiap
tahun tergantung pada permintaan pasar serta jenis barang yang dihasilkan.
Apabila mesin A dapat memproduksi
sebanyak 100.000 unit selama umur ekonomis mesin 5 tahun, dengan B = 10 juta dan S = 2 juta, jumlah penyusutan per unit produk dihitung sebagai
berikut :
Dimana :
U = Jumlah unit selama umur
ekonomis mesin
Diketahui
:
B = 10.000.000 S = 2.000.000,-
N = 5 dan U
= 100.000 unit
Besar
kecilnya jumlah penyusutan pada setiap tahun tergantung pada jumlah
produk yang diproduksi dalam tahun bersangkutan. Untuk menentukan jumlah
produksi juga tidak terlepas dari permintaan pasar, dikenal atau tidak
dikenalnya produk yang dihasilkan, jenis barang yang diproduksi, dan adanya market space yang dikuasai.
Contoh rencana produksi dengan
produk yang telah dikenal
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
Jumlah
|
25.000 Unit
25.000 Unit
20.000 Unit
15.000 Unit
15.000 Unit
100.000 Unit
|
=
=
=
=
=
|
25.000
25.000
20.000
15.000
15.000
|
x
x
x
x
x
|
80
80
80
80
80
|
=
=
=
=
=
|
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
|
2.000.000,-
2.000.000,-
1.600.000,-
1.200.000,-
1.200.000,-
8.000.000,-
|
Jadwal
penyustan selama lima tahun dengan menggunakan metode jumlah produk adalah
seperti terlihat pada Tabel III.
1.2.
Metode Bunga Majemuk (Compound Interest Method)
Penyusutan
yang dilakukan dengan menggunakan metode bunga majemuk didasarkan pada tingkat
bunga yang berlaku dalam masyarakat atau sering disebut dengan opportunity cost of capital (OCC) sebagai
biaya modal. Apabila tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat sebesar 18 %
per tahun maka perhitungan penyusutan tahunan didasarkan pada tingkat bunga
yang berlaku. Metode penyusutan yang didasarkan pada bunga majemuk dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode anuitas dan metode penyisihan
dana yang sering disebut dengan sinking
fund method.
Metode anuitas sebenarnya identik
dengan perhitungan annuity yang didasarkan pada nilai asset atau original cost sebagai present value. Untuk mengatasi harga, baik
sebagai akibat kenaikan tingkat inflasi maupun sebagai perubahan teknologi
disediakan dana cadangan sebesar 18%
dari nilai asset pada setiap tahun. Sebaliknya dengan menggunakan metode
penyisihan dana (sinking fund method),
sebenarnya sama dengan melakukan deposito di bank pada setiap tahun, dan pada
akhir umur ekonomis asset dana ini digunakan sebagai dana untuk membeli asset
baru.
Tabel III
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode jumlah produk
Akhir Tahun
|
Penyusutan (Rp)
|
Jumlah Penyusutan
|
Nilai Buku
|
0
1
2
3
4
5
|
-
2.000.000
2.000.000
1.600.000
1.200.000
1.200.000
|
-
2.000.000
4.000.000
6.600.000
7.800.000
8.000.000
|
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.300.000
3.200.000
2.000.000
|
Jumlah
|
8.000.000
|
|
|
1.2.1. Metode Anuitas
Contoh 3 :
Harga beli sebuah mesin Rp.50.000.000,-
dengan scrap value diperkirakan
sebesar Rp. 10.000.000,- dan umur ekonomis asset selama 5 tahun. Tingkat bunga
efektif diperhitungkan sebesar 18% pertahun. Berapa besar penyusutan tahunan
yang harus dilakukan dengan menggunakan metode anuitas dan susunlah jadwal
penyusutannya ?
Diketahui :
B = Rp. 50.000.000,- S = Rp. 10.000.000,-
n = 5 i
= 18%
untuk
menentukan nilai asset yang disusut perlu dihitung present value dengan menggunakan
formula sebagai berikut :
Present
value dari scrap value :
P =
S (1+I )-n
P = 10.000.000 (
1+0,18)-5
P = 10.000.000
(0,43710922)
P = 4.371.092
Nilai asset yang disusut
An =
B – P = 50.000.000 – 4.371.092
=
Rp. 45.628.908,-
Penyusutan pertahun
dihitung sebagai berikut :
R
= 45.628.908 ( 0,31977784 )
R = Rp. 14.591.114,-
Dimana : R = Jumlah
penyusutan per tahun
Nilai discount factor dari
perhitungan diatas dapat dilihat dengan n = 5 dan i = 18%. Jumlah penyusutan dalam satu tahun adalah sebesar Rp.
14.591.114,- dengan jumlah nilai asset yang disusut sebesar Rp. 45.628.908,-
dan nilai present value dari scrap value sebesar Rp. 4.371.092,-. Jadwal penyusutan
dengan menggunakan metode anuitas adalah (lihat
pada table IV).
Seperti terlihat pada table
tersebut, jumlah penyusutan bersih selama 5 tahun adalah sebesar Rp.
40.000.000,- dan nilai sisa asset sebesar Rp. 10.000.000,- sehingga nilai
depresiasi ditambah nilai sisa pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 50.000.000,-
untuk mengatasi kenaikan harga dalam penggantian asset baru sebagai akibat
tingkat inflasi telah dicadangkan dana sebesar Rp. 32.955.570,-.
1.2.2.
Metode
Penyisihan Dana (Sinking Fund Method)
Penyusutan yang dilakukan dengan metode
penyisihan dana, merupakan deposito yang dilakukan oleh pemilih perusahaan pada
setiap akhir tahun pada lembaga keuangan (bank ). Besar kecilnya deposito yang
dilakukan tergantung pada besar kecilnya nilai asset, tingkat bunga, dan umur
ekonomis dari asset itu sendiri.
Tabel
IV
Jadwal
penyusutan dengan menggunakan
Metode
anuitad (dakam Rp.)
(1)
Thn
|
(2)
Penyusutan per Tahun (Rp)
|
(3)
Bunga
18% (6)x(18%)
|
(4)
Penyusutan Bersih
(2)-(3)
|
(5)
Jumlah Penyusutan
(4)+(5)
|
(6)
Nilai
sisa Aset
(6)-(4)
|
0
1
2
3
4
5
|
-
14.591.114
14.591.114
14.591.114
14.591.114
14.591.114
|
-
9.000.000
7.993.599
6.806.047
5.404.735
3.751.188
|
-
5.591.114
6.597.515
7.785.067
9.186.378
10.839.926
|
-
5.591.114
12.188.629
19.973.696
29.160.074
40.000.000
|
50.000.000
44.408.886
37.811.371
30.026.304
20.839.925
10.000.000
|
|
72.955.570
|
32.955.570
|
40.000.000
|
|
|
Dengan
demikian jumlah dana penyusutan yang disetor pemilik asset relative lebih kecil
dari jumlah penyusutan yang seharusnya dan sisa dana penyusutan ditutupi dengan
jumlah bunga dari dana yang telah didepositokan.
Perhitungan
jumlah penyusutan yang harus dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan
pesoalan diatas, dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Diketahui :
Sn
= B-S =50.000.000 – 10.000.000 =Rp.40.000.000,-
n
= 5 Tahun dan i = 18%/tahun
R
= 40.000.000 (0,139777837)
R
= Rp. 5.591.113,-
Nilai Compounding factor untuk (i/(i+1)n-1) pada n =5 dan I =18%. Jadwal
penyusutan yang didasarkan pada penyisihan dana seperti terlihat pada tabel V. pada table tersebut, jumlah
penyusutan pada setiap akhir tahun dilakukan sebesar Rp. 5.591.113,- ditambah
bunga uang dari hasil penyetoran tahun sebelumnya. Berdasarkan pada perhitungan
ini jumlah bunga dari deposito komulatif bertambah lama bertambah besar, dengan
demikian jumlah depresiasi/ penyusutan yang dilakukan pada setiap akhir tahun
juga bertambah lama bertambah besar.
Tabel
V
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode penyisihan dana (dalam Rp)
(1)
Thn
|
(2)
Penyusutan per Tahun (Rp)
|
(3)
Bunga
18% (6)x(18%)
|
(4)
Penyusutan Bersih
(2)-(3)
|
(5)
Jumlah
Deposito
(4)+(5)
|
(6)
Nilai
sisa Aset
(6)-(4)
|
0
1
2
3
4
5
|
-
14.591.113
14.591.113
14.591.113
14.591.113
14.591.113
|
-
-
1.006.400
2.193.954
3.595.267
5.248.814
|
-
5.591.113
6.597.513
7.785.066
9.186.380
10.839.927
|
-
5.591.113
12.188.626
19.973.692
29.160.073
40.000.000
|
50.000.000
44.408.887
37.811.374
30.026.308
20.839.928
10.000.000
|
|
72.955.564
|
12.044.436
|
40.000.000
|
|
|
Jumlah
dana yang disetor selama 5 tahun sebesar Rp.27.955.564,- dengan jumlah bunga
dari setoran selama 5 tahun sebesar Rp.12.044.436,- sehingga jumlah dana pada
akhir tahun kelima sebesar Rp.40.000.000,- dan scrap value dari asset
sebesar Rp. 10.000.000,-. Dengan demikian dapat membeli asset baru senilai Rp.
50.000.000,-.
1.3.
Metode Penurunan
Penyusutan yang dilakukan dengan
menggunakan metode penurunan adalah jumlah penyusutan yang dilakukan pada
setiap tahun pada asset yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun sesuai
keadaan asset yang makin lama makin tua. Cara penyusutan dengan menggunakan
metode ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode jumlah angka
tahunan yang sering disebut dengan sum of years digit method dan dengan menggunakan angka persentase.
1.3.1.
Metode
Jumlah Angka Tahunan
Jumlah dana penyusutan yang harus
dikeluarkan pada setiap tahun didasarkan pada jumlah angka tahunan dan umur
ekonomis asset. Apabila sebuah asset mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun
dengan original cost (harga beli)
asset sebesar Rp.10.000.000,- dan scrap
value diperhitungkan Rp.2.000.000,- maka besarnya jumlah penyusutan pada
setiap tahun dihitung sebagai berikut :
Jumlah angka tahunan :
1+2+3+4+5=15
Nilai asset yang disusut :
(B-S)=10.000.000 – 2.000.000 =Rp. 8.000.000,-
Penyusutan setiap tahun :
-
-
-
-
-
|
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
Jumlah
|
=
=
=
=
=
|
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15
|
x
x
x
x
x
|
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
|
=
=
=
=
=
|
Rp. 2.666.667,-
Rp. 2.133.333,-
Rp. 1.600.000,-
Rp. 1.066.667,-
Rp. 533.333,-
Rp. 8.000.000,-
|
Jadwal penyusutan didasarkan pada metode
jumlah angka tahunan seperti dalam Tabel berikut ini :
Tabel VI
Jadwal
penyusutan atas dasar angka tahunan
(dalam
Rp)
Tahun
|
Penyusutan Tahun
|
Jumlah Penyusutan
|
Nilai Aset
|
0
1
2
3
4
5
|
-
2.666.667
2.133.333
1.600.000
1.066.667
533.333
|
-
2.666.667
4.800.000
6.400.000
7.466.667
8.000.000
|
10.000.000
8.333.333
5.200.000
3.600.000
2.533.333
2.000.000
|
1.3.2.
Metode
Persentase
Metode penyusutan yang didasarkan metode persentase terdiri
dari metode penyusutan persentase rata-rata dan metode penyusutan persentase
tetap.
1.3.2.1. Metode Penyusutan Persentase Rata-Rata
Jumlah
penyusutan yang didasarkan pada metode penyusutan persentase rata-rata adalah
hasil pembagian dan nilai asset yang dinilai dalam keadaan baru (100%) dengan
umur ekonomis dan asset. Apabila harga beli asset seharga 10 juta rupiah dengan
umur ekonomis selama 5 Tahu, maka besarnya penyusutan tahunan adalah sebesar
100%/ 5=20%. Untuk membeli asset baru pada masa yang akan datang dengan harga
yang lebih mahal, baik sebagai akibat tingkat inflasi maupun akibat perubahan
teknologi maka persentase penyusutan rata-rata ditingkatkan dengan cara
kelipatan dua. Berdasarkan pada penjelasan ini, jumlah penyusutan tiap tahun
dihitung sebagai berikut :
-
-
-
-
-
|
Tahun I
Tahun II
TahunIII
Tahun IV
Tahun V
|
=
=
=
=
=
|
40%
Rp.10.000.000,-
40%
Rp.6.000.000,-
40%
Rp.3.600.000,-
40%
Rp.2.160.000,-
40%
Rp.1.296.000,-
|
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
|
Rp.10.000.000,-
Rp. 4.000.000,-
Rp. 6.000.000,-
Rp. 2.400.000,-
Rp. 3.600.000,-
Rp. 1.440.000,-
Rp. 2.160.000,-
Rp. 864.000,-
Rp. 1.296.000,-
Rp. 518.400,-
|
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
|
Rp. 4.000.000,-
Rp. 6.000.000,-
Rp. 2.400.000,-
Rp. 3.600.000,-
Rp. 1.440.000,-
Rp. 2.160.000,-
Rp. 864.000,-
Rp. 1.296.000,-
Rp. 518.400,-
Rp. 777.600,-
|
Tabel VII
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode persentase rata-rata (dalam Rp)
Tahun
|
Penyusutan Tahun
|
Jumlah Penyusutan
|
Nilai Aset
|
0
1
2
3
4
5
|
-
4.000.000
2.400.000
1.440.000
864.000
518.400
|
-
4.000.000
6.400.000
7.840.000
8.704.000
9.222.400
|
10.000.000
6.000.000
3.600.000
2.100.000
1.296.000
777.600
|
1.3.2.2. Metode Persentase Tetap
Perhitungan yang digunakan untuk
menentukan jumlah penyusutan secara persentase tetap dilakukan dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
Dimana :
r = Dasar penyusutan dari asset
S = Nilai sisa
n = Jumlah masa usia ekonomis dari asset
B = Harga beli asset (original cost)
Apabila harga beli asset
Rp.10.000.000,- dengan nilai sisa Rp.2.00.000,- dan umur ekonomis 5 tahun, maka
besarnya persentase penyusutan :
r = 1-(0,2)1/5
r = 1 – (0,72477966)
r = 0,27522034 = 27,5220345%
Untuk
menghitung jumlah penyusutan tahunan :
-
-
-
-
-
|
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
|
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
|
10.000.000
10.000.000
7.247.796
7.247.796
5.253.055
5.253.055
3.807.307
3.807.307
2.759.459
2.759.459
|
X
-
X
-
X
-
X
-
X
-
|
0,27522034
2.752.203
0,27522034
1.994.741
0,27522034
1.445.748
0,27522034
1.047.848
0,27522034
759.459
|
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
|
Rp
2.752.203,-
Rp
7.247.796,-
Rp
1.994.741,-
Rp
5.253.055,-
Rp
1.445.748,-
Rp
3.807.307,-
Rp
1.047.848,-
Rp
2.759.459,-
Rp 759.459,-
Rp
2.000.000,-
|
Tabel VIII
Jadwal
penyusutan yang didasarkan pada
Metode persentase
tetap (dalam Rp)
Tahun
|
Penyusutan Tahun
|
Jumlah Penyusutan
|
Nilai Aset
|
0
1
2
3
4
5
|
-
2.752.203
1.994.741
1.449.748
1.047.848
759.459
|
-
2.752.203
4.746.944
6.192.692
7.240.540
8.000.000
|
10.000.000
7.247.797
5.253.056
3.807.308
2.759.460
2.000.000
|
1.4.
Metode Penyusutan Gabungan
Apabila asset yang disusut lebih dan satu,
mempunyai umur ekonomis yang berbeda dan harga beli serta scrap value yang berbeda pula, biasanya dalam perhitungan
penyusutan dilakukan dengan metode penyusutan gabungan.
Contoh 4 :
Sebuah perusahaan mempunyai 3 buah mesin,
mesin I harga belinya Rp 10.000.000,-, mesin II Rp 7.000.000,-, dan mesin III
harga belinya Rp 5.000.000,-, umur ekonomis mesin I,II, dan III masing-masing 5
tahun, 4 tahun, dan 10 tahun. Scrap value
dari ketiga mesin tersebut diduga Rp 2.000.000,-, Rp 1.000.000,-, dan mesin
ketiga Rp 400.000,-, seperti terlihat pada table berikut :
Tabel IX
Harga Beli, Umur Ekonomis, dan Nilai Sisa
Dari 3 Mesin
Mesin
|
Harga
Beli
(Rp)
|
Scrap
Value
(Rp)
|
Jumlah Penyusutan (Rp)
|
Umur
Mesin (Tahun)
|
Penyusutan Tahunan (Rp)
|
A
B
C
|
10.000.000
7.000.000
5.000.000
|
2.000.000
1.000.000
400.000
|
8.000.000
6.000.000
4.600.000
|
5
4
10
|
1.600.000
1.500.000
460.000
|
Jml
|
22.000.000
|
3.400.000
|
18.600.000
|
19
|
3.560.000
|
Jumlah penyusutan dalam satu tahun yang
dihitung bedasarkan penyusutan tetap adalah sebagai berikut :
Jumlah penyusutan yang dilakukan
pada setiap tahun adalah sebagai berikut :
0,161818181 x 22.000.000 =
3.600.000,-
Lamanya
waktu untuk melakukan penyusutan dihitung sebagai berikut :
Untuk
menentukan umur asset secara rata-rata dari sekelompok asset, juga dapat
diselesaikan dengan menggunakan Sinking
Fund Method. Dengan menggunakan metode ini, kita asumsikan tingkat bunga
efektif diperhitungkan sebesar 18% per tahun.
R = 8.000.000 (0,139777837) Rp. 1.118.223,-
R = 6.000.000 (0,191738667) Rp. 1.150.432,-
R = 4.600.000 (0,04251464) Rp. 1.150.432,-+
Jumlah
deposito per tahum Rp.2.464.222,-
Untuk
menentukan umur asset secara rata-rata dan sekelompok asset yang berbeda dapat
diselesaikan dengan cara sebagai berikut :
Diketahui :
R = Rp2.464.222 – Sn = 18.600.000
i = 18% dan n = ?
Untuk menentukan umur asset
rata-rata dapat dilihat diatas dengan nilai pada tingkat bunga 18% dimana n=5 nilainya
7,15421 dan pada n=6 nilainya 9,44196777. Dengan demikian umur asset rata-rata
adalah lebih besar dari 5 tahun dan lebih kecil dari 6 tahun, atau
(5<n<6).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Depresiasi/penyusutan
adalah satu kebijakan dalam pengadaan dana untuk penggantian asset baru. Cara
untuk melakukan depresiasi/penyusutan pada umumnya dapat dilakukan dengan empat
metode, antara lain penyusutan secara rata-rata yang terdiri dari metode garis
lurus,metode yang didasarkan pada jumlah produksi, dan metode yang didasarkan
pada jumlah jam kerja mesin, kedua bunga majemuk yang terdiri dari metode
anuitas (annuity method) , dan metode
penyisihan dana (sinking fund method).
Ketiga metode penurunan yang terdiri dari metode jumlah angka tahunan (sum of years digit method), dan metode
persentase. Dengan menggunakan persentase dapat dilakukan dengan metode tetap
dan metode rata-rata. Terakhir, metode gabungan sering digunakan usaha/ proyek
yang menggunakan beberapa asset yang mempunyai harga dan umur ekonomis yang
berbeda.
2. Saran
Adapun saran
dalam pembuatan makalah ini adalah Diharapkan dengan adanya makalah ini kita
dapat mendiskusikannya lebih terperinci agar dapat dimengerti lebih jelas
mengingat bahwa Metode Penyusutan Investasi Proyek sangat penting dalam
kegiatan usaha/proyek.
Langganan:
Postingan (Atom)