Total Tayangan Halaman

Kamis, 08 Oktober 2015

Makalah Metode Penyusutan Investasi Proyek



MAKALAH
STUDY KELAYAKAN BISNIS
“Metode Penyusutan Investasi Proyek”
 





OLEH KELOMPOK V (LIMA) :
-    H A R T I W I
-    MALVINA BUDIMAN
-    SERLY
-    ASRI WULAN
-    SAMSIAH 
-    MUH. RAFIT


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat membuat dan menyelesaikan tugas Study Kelayakan Bisnis dalam waktu yang tepat dan dalam keadaan yang baik.
Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Study Kelayakan Bisnis, semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta dapat menjadikan sebuah insprirasi bagi kita semua.
Penyusun sangat menerima kritikan dan saran yang  dapat memberi kami pelajaran untuk kedepan-nya menjadi lebih baik dalam pembuatan Tugas yang lainnya.
           
Palopo,          Juni 2015

                                                                                                                                                                                                                                                            Penyusun











DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.       Latar Belakang.................................................................................................................... 1
2.       Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
3.       Manfaat Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
1.       Metode Rata-Rata.............................................................................................................. 3
2.       Metode Bungan Majemuk (Compound Interest Method)................................ 7
3.       Metode Penurunan........................................................................................................... 11
4.       Metode Penyusutan gabungan.................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
1.       Kesimpulan.......................................................................................................................... 18
2.       Saran ...................................................................................................................................... 18
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Untuk menjaga kontinuitas kegiatan usaha dari proyek yang direncanakan perlu dihitung besarnya biaya penyusutan pada setiap tahun. Sebuah perusahaan yang sehat pada umumnya mempunyai cadangan penyusutan/ depresiasi untuk menjaga kontinuitas dari kegiatan usaha di samping menjaga kualitas produk dan memudahkan dalam mengikuti perubahan asset dengan adanya perubahan teknologi.
Tidak jarang terjadi pada akhir-akhir ini, dengan pesatnya perubahan teknologi, penggunaan asset lama kendatipun secara teknis masih relative baik tetapi secara ekonomis sudah dianggap tidak layak lagi karena para pesaing telah menggunakan asset baru dengan teknologi yang lebih baru, yang dapat memproduksi dengan harga pokok produksi lebih rendah dengan kualitas produksi yang lebih tinggi.
Dana penyusutan adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen melalui perhitungan harga pokok produksi. Dengan demikian, layaknya dari sebuah studi kelayakan bisnis, sebenarnya telah diperhitungkan dana penyusutan sebagai dana pengganti dari asset yang tidak ekonomis lagi. Dipihak lain, biaya penyusutan juga dianggap sebagai laba dalam perhitungan rugi laba, karena dana yang disisihkan sebenarnya merupakan penerimaan perusahaan yang dapat digunakan pada berbagai kepentingan.
Kecenderungan untuk mempertahankan asset lama dalam kegiatan produksi, ada kalanya kurang menguntungkan karena biaya perawatan dan pemeliharaan bertambah besar, disamping kualitas produk dan kontinuitas usaha yang kurang terjamin.
Jenis investasi yang perlu disusut terdiri dari mesin, bangunan/gedung dan peralatan lainnya yang memerlukan penggantian pada suatu masa sebagai akibat dari pemakaian. Besar kecilnya biaya penyusutan yang dilakukan pada setiap asset tergantung pada harga asset, umur ekonomis, serta metode yang digunakan dalam penyusutan. Metode penyusutan pada umumnya dapat dikelompokkan atas 4 bagian, yaitu :
1.       Metode rata-rata
2.       Metode bunga majemuk
3.       Metode penurunan
4.       Metode penyusutan gabungan
Pemilihan dari salah satu metode di atasm sangat tergantung pada penyusutan studi kelayakan bisnis dan jenis asset, disamping keinginan dari pimpinan proyek. Namun demikian, berdasarkan kebiasaan dari proyek yang dikembangkan, apabila kegiatan usaha/proyek dalam skala yang relative kecil dengan umur ekonomis yang relative singkat kecenderungan menggunakan metode rata-rata lebih realistis disbanding dengan menggunakan metode bunga majemuk. Demikian pula halnya dengan proyek-proyek yang berskala besar seperti pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik besi, dan proyek yang berskala besar lainnya, menggunakan metode bunga majemuk lebih baik daripada menggunakan metode lainnya.
2.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah untuk mengetahui Metode Penyusutan Investasi Proyek  dengan menggunakan metode :
1.       Metode rata-rata
2.       Metode bunga majemuk (compound Interest Method)
3.       Metode Penurunan
4.       Metode Penyusutan Gabungan

3.       Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
1.       Bagi penyusunmaupun dan pembaca dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai Metode Penyusutan Investasi Proyek
2.       Sebagai salah satu bahan belajar dalam pembelajaran Study Kelayakan Bisnis

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Metode Penyusutan
1.1.         Metode rata-rata
Metode rata-rata adalah salah satu cara yang dilakukan dalam penyusutan asset dengan cara rata-rata. Metode ini dikelompokkan atas 3 bagian, yaitu metode garis lurus, metode jam kerja mesin, dan metode yang didasarkan pada jumlah produksi.
Contoh 1 :
Pimpinan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengangkutan membeli sebuah bus dengan harga Rp.80.000.000,-.  Berdasarkan pada pengalam sebagai pimpinan perusahaan, bus ini dapat beroperasi secara ekonomis selama 5 tahun dan pada akhir tahun kelima, masih dapat dijual dengan harga Rap. 25.000.000,-  (scrap value). Berapakah jumlah penyusutan yang harus dilakukan pada setiap akhir tahun selama 5 tahun dan susunlah jadwal penyusutannya ?
1.1.1.   Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Jumlah penyusutan tahunan
P = B-S/n


                dimana :              P = Jumlah penyusutan per tahun
                                                B = Harga beli asset (original cost)
                                                S = Nilai sisa (scrap value)
                                                n = Umur ekonomis asset



                Penyusutan per tahun sebesar Rap.11.000.000,- dan jumlah dana pada akhir tahun kelima sebesar  Rap.80.000.000,-, termasuk nilai sisa asset (scrap value) sebesar Rap.25.000.000,-.
                Berdasarkan pada cadangan danna ini, pimpinan perusahaan pada akhir tahun kelima telah dapat mengganti bus lama dengan bus baru dengan menggunakan dana penyusutan/ depresiasi sebagai dana pengganti.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dana depresiasi merupakan biaya yang dibebankan kepada konsumen melalui harga pokok produksi. Demikian pula dalam usaha pengangkutan, dana depresiasi dibebankan melalui harga tiket yang dijual pada konsumen. Jumlah dana depresiasi dalam satu tahun sebesar Rap.11.000.000,- atau setiap bulan Rap.916.667,- dan bila dihitung perhari adalah sebesar Rap.30.556,-.
Apabila bus ini dalam satu hari dapat mengangkat rata-rata sebanyak 80 orang maka beban biaya depresiasi pada setiap tiket yang dijual diperhitungkan sebesar Rap.382,- .
1.1.2.   Metode Jam Kerja (Service Hours Method)
Depresiasi yang dihitung berdasarkan jumlah jam kerja mesin didasarkan pada jumlah jam kerja yang digunakan dalam tahun bersangkutan.
Tabel I
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode Garis Lurus
Akhir Tahun (Rp)
Penyusutan Tahunan (Rp)
Jumlah Penyusutan (Rp)
Nilai Buku (Rp)
0
1
2
3
4
5
-
11.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
-
11.000.000,-
22.000.000,-
33.000.000,-
44.000.000,-
55.000.000,-
80.000.000,-
69.000.000,-
58.000.000,-
47.000.000,-
36.000.000,-
25.000.000,-



Contoh 2 :
Harga beli sebuah mesin Rap.20.000.000,- dan diperkirakan scrap value (nilai sisa) sebesar Rap.2.000.000,-. Mesin ini secara teknis dapat bekerja secara efektif selama 18.000 jam  dengan usia ekonomis selama 5 tahun. Hitunglah jumlah penyusutan tahunan berdasarkan pada jam kerja mesin dan susun pula jadwal penyusutan.
Jumlah penyusutan perjam (J) =
Dimana : J = Jumlah jam kerja ekonomis.
                Jumlah penyusutan tahunan (P) tergantung pada jumlah jam kerja mesin yang digunakan pada setiap tahun. Besar kecilnya jumlah jam kerja dalam satu tahun tergantung pada rencana produksi yang direncanakan pada setiap tahun. Di dalam membuat rencana produksi tahunan ada kecenderungan terhadap produk yang dihasilkan, apabila produk yang dihasilkan belum dikenal konsumen, rencana produksi pada tahun pertama relative lebih kecil dari tahun berikutnya. Demikian pula sebaliknya, apabila produk yang dihasilkan telah dikenal oleh konsumen dan mempunyai pasaran yang luas, bias jadi rencana produksi pada tahun pertama lebih besar dari tahun-tahun berikutnya karena mesin masih dalam keadaan baru disamping tingkat kerusakan masih relative kecil. Berikut merupakan contoh perencanaan produk terhadap produk yang belum dikenal :
Rencana Produksi :
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
10%
15%
20%
25%
30%
=
=
=
=
=
1.800 Jam
2.700 Jam
3.600 Jam
4.500 Jam
5.400 Jam


Penyusutan per tahun :
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
=
=
=
=
=
1.800
2.700
3.600
4.500
5.400
x
x
x
x
x
Rp. 1.000
Rp. 1.000
Rp. 1.000
Rp. 1.000
Rp. 1.000
=
=
=
=
=
Rp 1.800.000
Rp 2.700.000
Rp 3.600.000
Rp 4.500.000
Rp 5.400.000

Tabel II
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Jam Kerja Mesin (dalam Rp)
Akhir Tahun (Rp)
Penyusutan Tahunan (Rp)
Jumlah Penyusutan (Rp)
Nilai Buku (Rp)
0
1
2
3
4
5
-
1.800.000,-
2.700.000,-
3.600.000,-
4.500.000,-
5.400.000,-
-
1.800.000,-
4.500.000,-
8.100.000,-
12.600.000,-
18.000.000,-
20.000.000,-
18.200.000,-
15.500.000,-
11.900.000,-
 7.400.000,-
 2.000.000,-


1.1.3.   Metode jumlah produk (Product Units Method)
Penyusutan yang dihitung berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan sama dengan penyusutan dengan menggunakan jam kerja mesin. Besar kecilnya jumlah penyusutan pada setiap tahun tergantung pada jumlah produk yang diproduksi pada setiap tahun. Jumlah produksi pada setiap tahun tergantung pada permintaan pasar serta jenis barang yang dihasilkan. Apabila mesin A dapat memproduksi sebanyak 100.000 unit selama umur ekonomis mesin 5 tahun, dengan B = 10 juta dan S = 2 juta, jumlah penyusutan per unit produk dihitung sebagai berikut :




Dimana :
                U = Jumlah unit selama umur ekonomis mesin
Diketahui :
                B = 10.000.000                                 S = 2.000.000,-
                N = 5                     dan                        U = 100.000 unit


                 Besar  kecilnya jumlah penyusutan pada setiap tahun tergantung pada jumlah produk yang diproduksi dalam tahun bersangkutan. Untuk menentukan jumlah produksi juga tidak terlepas dari permintaan pasar, dikenal atau tidak dikenalnya produk yang dihasilkan, jenis barang yang diproduksi, dan adanya market space  yang dikuasai.
                Contoh rencana produksi dengan produk yang telah dikenal
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
Jumlah
25.000 Unit
25.000 Unit
20.000 Unit
15.000 Unit
15.000 Unit
100.000 Unit
=
=
=
=
=
25.000
25.000
20.000
15.000
15.000

x
x
x
x
x

80
80
80
80
80

=
=
=
=
=

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
2.000.000,-
2.000.000,-
1.600.000,-
1.200.000,-
1.200.000,-
8.000.000,-
                Jadwal penyustan selama lima tahun dengan menggunakan metode jumlah produk adalah seperti terlihat pada Tabel III.

1.2.         Metode Bunga Majemuk (Compound Interest Method)
Penyusutan yang dilakukan dengan menggunakan metode bunga majemuk didasarkan pada tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat atau sering disebut dengan  opportunity cost of capital (OCC) sebagai biaya modal. Apabila tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat sebesar 18 % per tahun maka perhitungan penyusutan tahunan didasarkan pada tingkat bunga yang berlaku. Metode penyusutan yang didasarkan pada bunga majemuk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode anuitas dan metode penyisihan dana yang sering disebut dengan sinking fund method.
Metode anuitas sebenarnya identik dengan perhitungan  annuity  yang didasarkan pada nilai asset atau original cost sebagai  present value. Untuk mengatasi harga, baik sebagai akibat kenaikan tingkat inflasi maupun sebagai perubahan teknologi disediakan dana cadangan sebesar 18%  dari nilai asset pada setiap tahun. Sebaliknya dengan menggunakan metode penyisihan dana (sinking fund method), sebenarnya sama dengan melakukan deposito di bank pada setiap tahun, dan pada akhir umur ekonomis asset dana ini digunakan sebagai dana untuk membeli asset baru.

Tabel III
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode jumlah produk
Akhir Tahun
Penyusutan (Rp)
Jumlah Penyusutan
Nilai Buku
0
1
2
3
4
5
-
2.000.000
2.000.000
1.600.000
1.200.000
1.200.000
-
2.000.000
4.000.000
6.600.000
7.800.000
8.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
4.300.000
3.200.000
2.000.000
Jumlah
8.000.000



1.2.1.   Metode Anuitas
Contoh 3 :
Harga beli sebuah mesin Rp.50.000.000,- dengan scrap value diperkirakan sebesar Rp. 10.000.000,- dan umur ekonomis asset selama 5 tahun. Tingkat bunga efektif diperhitungkan sebesar 18% pertahun. Berapa besar penyusutan tahunan yang harus dilakukan dengan menggunakan metode anuitas dan susunlah jadwal penyusutannya ?
Diketahui :
B = Rp. 50.000.000,- S = Rp. 10.000.000,-
n = 5                                                i = 18%
                untuk menentukan nilai asset yang disusut perlu dihitung present  value  dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Present value dari scrap value :
P             = S (1+I )-n
P             = 10.000.000 ( 1+0,18)-5
P             = 10.000.000 (0,43710922)
P             = 4.371.092

Nilai asset yang disusut
An          = B – P  = 50.000.000 – 4.371.092
                = Rp. 45.628.908,-

Penyusutan pertahun dihitung sebagai berikut :

 

R  = 45.628.908 ( 0,31977784 )
R  = Rp. 14.591.114,-
Dimana : R = Jumlah penyusutan per tahun

                Nilai  discount factor dari perhitungan diatas dapat dilihat dengan n = 5 dan i = 18%. Jumlah penyusutan dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 14.591.114,- dengan jumlah nilai asset yang disusut sebesar Rp. 45.628.908,- dan nilai present value dari scrap value  sebesar Rp. 4.371.092,-. Jadwal penyusutan dengan menggunakan metode anuitas adalah (lihat pada table IV).
                Seperti terlihat pada table tersebut, jumlah penyusutan bersih selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 40.000.000,- dan nilai sisa asset sebesar Rp. 10.000.000,- sehingga nilai depresiasi ditambah nilai sisa pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 50.000.000,- untuk mengatasi kenaikan harga dalam penggantian asset baru sebagai akibat tingkat inflasi telah dicadangkan dana sebesar Rp. 32.955.570,-.


1.2.2.   Metode Penyisihan Dana (Sinking Fund Method)
Penyusutan yang dilakukan dengan metode penyisihan dana, merupakan deposito yang dilakukan oleh pemilih perusahaan pada setiap akhir tahun pada lembaga keuangan (bank ). Besar kecilnya deposito yang dilakukan tergantung pada besar kecilnya nilai asset, tingkat bunga, dan umur ekonomis dari asset itu sendiri.

Tabel IV
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode anuitad (dakam Rp.)
(1)

Thn
(2)
Penyusutan per Tahun (Rp)
(3)
Bunga
18% (6)x(18%)
(4)
Penyusutan Bersih
(2)-(3)
(5)
Jumlah Penyusutan
(4)+(5)
(6)
Nilai
 sisa Aset
(6)-(4)
0
1
2
3
4
5
-
14.591.114
14.591.114
14.591.114
14.591.114
14.591.114
-
9.000.000
7.993.599
6.806.047
5.404.735
3.751.188
-
5.591.114
6.597.515
7.785.067
9.186.378
10.839.926
-
5.591.114
12.188.629
19.973.696
29.160.074
40.000.000
50.000.000
44.408.886
37.811.371
30.026.304
20.839.925
10.000.000

72.955.570
32.955.570
40.000.000



                Dengan demikian jumlah dana penyusutan yang disetor pemilik asset relative lebih kecil dari jumlah penyusutan yang seharusnya dan sisa dana penyusutan ditutupi dengan jumlah bunga dari dana yang telah didepositokan.
                Perhitungan jumlah penyusutan yang harus dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan pesoalan diatas, dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Diketahui :
Sn = B-S =50.000.000 – 10.000.000 =Rp.40.000.000,-
n = 5 Tahun dan i = 18%/tahun
 
 
R = 40.000.000 (0,139777837)
R = Rp. 5.591.113,-
                Nilai Compounding factor  untuk (i/(i+1)n-1) pada n =5 dan I =18%. Jadwal penyusutan yang didasarkan pada penyisihan dana seperti terlihat pada tabel V. pada table tersebut, jumlah penyusutan pada setiap akhir tahun dilakukan sebesar Rp. 5.591.113,- ditambah bunga uang dari hasil penyetoran tahun sebelumnya. Berdasarkan pada perhitungan ini jumlah bunga dari deposito komulatif bertambah lama bertambah besar, dengan demikian jumlah depresiasi/ penyusutan yang dilakukan pada setiap akhir tahun juga bertambah lama bertambah besar.
Tabel V
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode penyisihan dana (dalam Rp)
(1)

Thn
(2)
Penyusutan per Tahun (Rp)
(3)
Bunga
18% (6)x(18%)
(4)
Penyusutan Bersih
(2)-(3)
(5)
Jumlah
Deposito
(4)+(5)
(6)
Nilai
 sisa Aset
(6)-(4)
0
1
2
3
4
5
-
14.591.113
14.591.113
14.591.113
14.591.113
14.591.113
-
-
1.006.400
2.193.954
3.595.267
5.248.814
-
5.591.113
6.597.513
7.785.066
9.186.380
10.839.927
-
5.591.113
12.188.626
19.973.692
29.160.073
40.000.000
50.000.000
44.408.887
37.811.374
30.026.308
20.839.928
10.000.000

72.955.564
12.044.436
40.000.000



                Jumlah dana yang disetor selama 5 tahun sebesar Rp.27.955.564,- dengan jumlah bunga dari setoran selama 5 tahun sebesar Rp.12.044.436,- sehingga jumlah dana pada akhir tahun kelima sebesar Rp.40.000.000,- dan scrap value  dari asset sebesar Rp. 10.000.000,-. Dengan demikian dapat membeli asset baru senilai Rp. 50.000.000,-.

1.3.         Metode Penurunan
Penyusutan yang dilakukan dengan menggunakan metode penurunan adalah jumlah penyusutan yang dilakukan pada setiap tahun pada asset yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun sesuai keadaan asset yang makin lama makin tua. Cara penyusutan dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode jumlah angka tahunan yang sering disebut dengan  sum of years digit method  dan dengan menggunakan angka persentase.
1.3.1.   Metode Jumlah Angka Tahunan
Jumlah dana penyusutan yang harus dikeluarkan pada setiap tahun didasarkan pada jumlah angka tahunan dan umur ekonomis asset. Apabila sebuah asset mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan original cost (harga beli) asset sebesar Rp.10.000.000,- dan scrap value diperhitungkan Rp.2.000.000,- maka besarnya jumlah penyusutan pada setiap tahun dihitung sebagai berikut :
Jumlah angka tahunan :
1+2+3+4+5=15
Nilai asset yang disusut :
(B-S)=10.000.000 – 2.000.000 =Rp. 8.000.000,-
Penyusutan setiap tahun :
-
-
-
-
-
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
Jumlah
=
=
=
=
=
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15
x
x
x
x
x
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
Rp. 8.000.000,-
=
=
=
=
=
Rp. 2.666.667,-
Rp. 2.133.333,-
Rp. 1.600.000,-
Rp. 1.066.667,-
Rp.     533.333,-
Rp. 8.000.000,-
               
Jadwal penyusutan didasarkan pada metode jumlah angka tahunan seperti dalam Tabel berikut ini :
Tabel VI
Jadwal penyusutan atas dasar angka tahunan
(dalam Rp)
Tahun
Penyusutan Tahun
Jumlah Penyusutan
Nilai Aset
0
1
2
3
4
5
-
2.666.667
2.133.333
1.600.000
1.066.667
533.333
-
2.666.667
4.800.000
6.400.000
7.466.667
8.000.000
10.000.000
8.333.333
5.200.000
3.600.000
2.533.333
2.000.000
1.3.2.   Metode Persentase
Metode penyusutan yang didasarkan metode persentase terdiri dari metode penyusutan persentase rata-rata dan metode penyusutan persentase tetap.
1.3.2.1.     Metode Penyusutan Persentase Rata-Rata
Jumlah penyusutan yang didasarkan pada metode penyusutan persentase rata-rata adalah hasil pembagian dan nilai asset yang dinilai dalam keadaan baru (100%) dengan umur ekonomis dan asset. Apabila harga beli asset seharga 10 juta rupiah dengan umur ekonomis selama 5 Tahu, maka besarnya penyusutan tahunan adalah sebesar 100%/ 5=20%. Untuk membeli asset baru pada masa yang akan datang dengan harga yang lebih mahal, baik sebagai akibat tingkat inflasi maupun akibat perubahan teknologi maka persentase penyusutan rata-rata ditingkatkan dengan cara kelipatan dua. Berdasarkan pada penjelasan ini, jumlah penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :
-

-

-

-

-
Tahun I

Tahun II

TahunIII

Tahun IV

Tahun V
=

=

=

=

=

40%
Rp.10.000.000,-
40%
Rp.6.000.000,-
40%
Rp.3.600.000,-
40%
Rp.2.160.000,-
40%
Rp.1.296.000,-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
Rp.10.000.000,-
Rp.  4.000.000,-
Rp.  6.000.000,-
Rp.  2.400.000,-
Rp.  3.600.000,-
Rp.  1.440.000,-
Rp.  2.160.000,-
Rp.     864.000,-
Rp.  1.296.000,-
Rp.     518.400,-
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Rp. 4.000.000,-
Rp. 6.000.000,-
Rp. 2.400.000,-
Rp. 3.600.000,-
Rp. 1.440.000,-
Rp. 2.160.000,-
Rp.     864.000,-
Rp. 1.296.000,-
Rp.    518.400,-
Rp.    777.600,-







Tabel VII
Jadwal penyusutan dengan menggunakan
Metode persentase rata-rata (dalam Rp)

Tahun
Penyusutan Tahun
Jumlah Penyusutan
Nilai Aset
0
1
2
3
4
5
-
4.000.000
2.400.000
1.440.000
  864.000
  518.400
-
4.000.000
6.400.000
7.840.000
8.704.000
9.222.400
10.000.000
 6.000.000
 3.600.000
 2.100.000
 1.296.000
   777.600

1.3.2.2.     Metode Persentase Tetap
Perhitungan yang digunakan untuk menentukan jumlah penyusutan secara persentase tetap dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Dimana :
r = Dasar penyusutan dari asset
S = Nilai sisa
n = Jumlah masa usia ekonomis dari asset
B = Harga beli asset (original cost)

                Apabila harga beli asset Rp.10.000.000,- dengan nilai sisa Rp.2.00.000,- dan umur ekonomis 5 tahun, maka besarnya persentase penyusutan :
 
r = 1-(0,2)1/5
r = 1 – (0,72477966)
r = 0,27522034 = 27,5220345%

Untuk menghitung jumlah penyusutan tahunan :
-

-

-

-

-

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
10.000.000
10.000.000
  7.247.796
  7.247.796
  5.253.055
  5.253.055
  3.807.307
  3.807.307
  2.759.459
  2.759.459
X
-
X
-
X
-
X
-
X
-
0,27522034
2.752.203
0,27522034
1.994.741
0,27522034
1.445.748
0,27522034
1.047.848
0,27522034
759.459
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Rp 2.752.203,-
Rp 7.247.796,-
Rp 1.994.741,-
Rp 5.253.055,-
Rp 1.445.748,-
Rp 3.807.307,-
Rp 1.047.848,-
Rp 2.759.459,-
Rp    759.459,-
Rp 2.000.000,-

Tabel VIII
Jadwal penyusutan yang didasarkan pada
Metode persentase tetap (dalam Rp)

Tahun
Penyusutan Tahun
Jumlah Penyusutan
Nilai Aset
0
1
2
3
4
5
-
2.752.203
1.994.741
1.449.748
1.047.848
  759.459
-
2.752.203
4.746.944
6.192.692
7.240.540
8.000.000
10.000.000
  7.247.797
 5.253.056
 3.807.308
2.759.460
2.000.000

1.4.         Metode Penyusutan Gabungan
Apabila asset yang disusut lebih dan satu, mempunyai umur ekonomis yang berbeda dan harga beli serta scrap value yang berbeda pula, biasanya dalam perhitungan penyusutan dilakukan dengan metode penyusutan gabungan.




Contoh 4 :
Sebuah perusahaan mempunyai 3 buah mesin, mesin I harga belinya Rp 10.000.000,-, mesin II Rp 7.000.000,-, dan mesin III harga belinya Rp 5.000.000,-, umur ekonomis mesin I,II, dan III masing-masing 5 tahun, 4 tahun, dan 10 tahun. Scrap value dari ketiga mesin tersebut diduga Rp 2.000.000,-, Rp 1.000.000,-, dan mesin ketiga Rp 400.000,-, seperti terlihat pada table berikut :
Tabel IX
Harga Beli, Umur Ekonomis, dan Nilai Sisa
Dari 3 Mesin

Mesin
Harga
Beli
(Rp)
Scrap
 Value
(Rp)
Jumlah Penyusutan (Rp)
Umur
Mesin (Tahun)
Penyusutan Tahunan (Rp)
A
B
C
10.000.000
 7.000.000
 5.000.000
2.000.000
1.000.000
   400.000
8.000.000
6.000.000
4.600.000
5
4
10
1.600.000
1.500.000
   460.000
Jml
22.000.000
3.400.000
18.600.000
19
3.560.000


                Jumlah penyusutan dalam satu tahun yang dihitung bedasarkan penyusutan tetap adalah sebagai berikut :


                Jumlah penyusutan yang dilakukan pada setiap tahun adalah sebagai berikut :
                0,161818181 x 22.000.000 = 3.600.000,-
Lamanya waktu untuk melakukan penyusutan dihitung sebagai berikut :


Untuk menentukan umur asset secara rata-rata dari sekelompok asset, juga dapat diselesaikan dengan menggunakan Sinking Fund Method. Dengan menggunakan metode ini, kita asumsikan tingkat bunga efektif diperhitungkan sebesar 18% per tahun.
 
                 
                R = 8.000.000 (0,139777837)                      Rp. 1.118.223,-
 
               
                R = 6.000.000 (0,191738667)                      Rp. 1.150.432,-
 
               
                R = 4.600.000 (0,04251464)                        Rp. 1.150.432,-+
Jumlah deposito per tahum                                         Rp.2.464.222,-

Untuk menentukan umur asset secara rata-rata dan sekelompok asset yang berbeda dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut :
Diketahui :
R = Rp2.464.222 – Sn = 18.600.000
i = 18% dan n = ?
 
 

                Untuk menentukan umur asset rata-rata dapat dilihat diatas dengan nilai  pada tingkat bunga 18% dimana n=5 nilainya 7,15421 dan pada n=6 nilainya 9,44196777. Dengan demikian umur asset rata-rata adalah lebih besar dari 5 tahun dan lebih kecil dari 6 tahun, atau (5<n<6).
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Depresiasi/penyusutan adalah satu kebijakan dalam pengadaan dana untuk penggantian asset baru. Cara untuk melakukan depresiasi/penyusutan pada umumnya dapat dilakukan dengan empat metode, antara lain penyusutan secara rata-rata yang terdiri dari metode garis lurus,metode yang didasarkan pada jumlah produksi, dan metode yang didasarkan pada jumlah jam kerja mesin, kedua bunga majemuk yang terdiri dari metode anuitas (annuity method) , dan metode penyisihan dana (sinking fund method). Ketiga metode penurunan yang terdiri dari metode jumlah angka tahunan (sum of years digit method), dan metode persentase. Dengan menggunakan persentase dapat dilakukan dengan metode tetap dan metode rata-rata. Terakhir, metode gabungan sering digunakan usaha/ proyek yang menggunakan beberapa asset yang mempunyai harga dan umur ekonomis yang berbeda.

2.      Saran
Adapun saran dalam pembuatan makalah ini adalah Diharapkan dengan adanya makalah ini kita dapat mendiskusikannya lebih terperinci agar dapat dimengerti lebih jelas mengingat bahwa Metode Penyusutan Investasi Proyek sangat penting dalam kegiatan usaha/proyek.